Kita
tak lahir di tempat yang sama, bahkan hidup kita pun jauh berbeda.
Sikap,
sifat, gaya, dan cara kita tersendiri
Benci,
murka, marah, duka pun tersendiri
Tapi,
kita pun di satukan impian yang sama
Di
jalankan dengan langkah yang berbeda
Di
gandengkan dengan cita-cita tak ternilai
Diikat
dengan harga yang tak akan terbeli.
Kerap
kali berbeda pendapat & berselisih
Bagiku
aku benar, bagimu kamu lebih benar
Bagiku
kamu salah, bagimu aku lebih salah
Begitukah
kisah kita diuji, apakah karena Allah ?
Berteman
memang tak mudah karena harus memahami
Berteman
memang tak mudah, ada pengorbanan di sana
Terkadang
aku berpikir haruskah sendiri berjalan ?
Seringkali
aku tak tahan, mungkin lebih baik sendiri
Menempuh
perjalanan ini sendiri selesai lebih cepat
Tak
perlu memikirkan siapa pun, selain diri sendiri
Tak
usah sakit hati, sebab tak dihiraukan & dimengerti
Tapi,
itukah yang sebenarnya aku inginkan ?
Namun,
tak kusangka hanya satu tak memiliki
Berapa
jiwa yang dilahirkan
Berapa
jiwa yang dipertaruhkan olehnya.
Hanya
dia yang memiliki rasa sabar
Tak
kenal lelah tiap tetes keringatnya
Ibu
sekolah pertamaku
Engkau
mendidik & mengayunkan kami.
Hanya
ego yang kami beri
Tak
pernah kau mengeluh & marah
Sabar tiada batas yang kau beri
Kaulah
cahaya hati di muka bumi.
Nyawa
yang kau taruhkan untuk kami
Tangis bahagia yang kau rasakan hadirnya kami
Kaulah
pelipur lara jiwa & raga
Dan
hanya kaulah pelita hidupku Ibu.