Tiga Sahabat yang Terperangkap Dalam Gua
Berikut kisah menarik dan penuh hikmah yang tertulis
dalam buku Mengungkap Rahasia Online dengan Allah karya Irja Nasrullah. Namun,
bagaimana akhir kisah dari tiga orang yang terjebak dalam gua tersebut ?
Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, berkata, “Aku
mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: ‘Dulu
sebelum kalian ada tiga orang yang sedang mengadakan perjalanan, lalu
mendapatkan sebuah gua yang bisa dimanfaatkan untuk bermalam, maka mereka pun masuk
ke dalamnya. Lalu, tiba-tiba ada batu dari atas bukit yang menggelinding dan
menutupi pintu gua sehingga mereka terperangkap di dalamnya.
Salah satu di antara mereka berkata, tidak ada yang
mampu menyelamatkan kita dari batu besar
ini kecuali, jika kita berdoa kepada Allah Swt. Dengan menyebutkan amal saleh
yang pernah kalian perbuat. Salah seorang di antara mereka berkata, “Ya Allah,
aku mempunyai dua orang tua yang sudah tua renta. Aku bisa mendahulukan memberi
minuman susu untuk keduanya sebelum kuberikan kepada keluarga dan budakku. Pada
suatu hari, aku terlambat pulang dari mencari kayu dan aku menemukan keduanya
sudah tertidur. Aku pun terus memerah susu untuk persediaan minum keduanya.
Karena aku mendapati mereka berdua telah tidur, maka
aku pun enggan untuk membangunkannya. Kemudian aku berjanji, tidak akan memberi
minum susu itu, baik kepada keluarga maupun kepada budakku, sebelum aku
memberikan minum kepada Ayah-Bunda. Aku menunggu Ayah dan Bunda hingga fajar
menyingsing, barulah keduanya bangun. Sementara anak-anakku menangis, mereka
mengelilingi kakiku. Setelah Ayah-Bunda bangun, kuberikan minuman susu kepada
keduanya.”
“Wahai Allah, jika aku berbuat seperti itu karena-Mu,
maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini.” Maka bergeserlah batu tersebut, tetapi mereka belum bisa keluar dari
gua itu.
Orang kedua berkata, “Wahai Allah, sesungguhnya aku
mempunyai saudara sepupu yang sangat aku cintai. Kemudian aku ingin berbuat
zina dengannya, tetapi dia selalu menolaknya. Selang beberapa tahun, dia
tertimpa kesulitan, kemudian datang kepadaku dan aku pun memberikan 120 dinar
kepadanya, dengan syarat dia harus berhubungan badan denganku dan dia pun
setuju. Suatu Ketika aku sudah menguasainya, dia pun berkata, “Takutlah kamu
kepada Allah dan jangan kau robek cincin (selaput dara) ku, kecuali dengan cara
yang hak.” Kemudian aku meninggalkannya, padahal dia adalah seseorang yang
sangat aku cintai dan aku merelakan emas (dinar) yang aku berikan kepadanya.”
“Wahai Allah, jika aku berbuat demikian karena
mengharapkan ridha-Mu, maka geserlah batu yang menutupi gua ini.” Maka bergeserlah batu itu, tetapi mereka tetap belum
bisa keluar dari gua.
Orang yang ketiga berkata, “Wahai Allah, aku
memperkerjakan beberapa karyawan dan semuanya aku gaji dengan sempurna, kecuali
ada seseorang yang pergi meninggalkan aku dan tidak mau mengambil gajinya
terlebih dahulu. Lalu, gaji itu aku investasikan hingga menjadi banyak. Selang
beberapa waktu, dia datang kepadaku dan berkata, “Wahai hamba Allah, berikanlah
gajiku yang dulu itu.” Aku pun menjawab, “Semua yang kau lihat itu, baik unta,
sapi, kambing maupun budak yang menggembalakannya adalah gajimu.” Lalu, dia
berkata, “Wahai hamba Allah, jangan permainkan aku!” aku menjawab lagi, “Aku
tidak mempermainkanmu!” lalu dia mengambil semuanya dan tidak menyisakan
sedikit pun.”
“Wahai Allah, jika aku berbuat hal itu karena
mengharapkan ridha-Mu, maka geserlah batu itu.” Kemudian batu itu pun bergeser dan akhirnya mereka
bisa keluar dari dalam gua.
Demikianlah hebatnya Allah dengan begitu mudah menolong hamba-Nya dan sangat tahu sekali jika hamba-Nya sedang dalam
kesusahan. Bayangkan saja, Allah selalu online untuk kita tanpa batas, tapi
apakah kita sebagai makhluk-Nya sudah online untuk Allah selama 24 jam tanpa
mengingat makhluk-Nya yang lain ?.
0 komentar